Wednesday 1 May 2013

5 Negara yang Memberikan Subsidi BBM ke Rakyatnya

Ternyata tidak hanya Indonesia yang memberikan subsidi pada komoditas Bahan Bakar Minyak (BBM) ke rakyatnya, negara lain juga melakukan hal yang sama.Subsidi BBM  membantu menekan naiknya harga barang dan jasa dari aspek biaya produksi. Oleh karena itu efek dari kenaikan BBM ini akan menimbulkan peningkatan kemiskinan dan pengangguran.
Mengapa hal itu bisa terjadi? Sebuah penyedia lapangan kerja akan memangkas ongkos produksinya pada saat terjadi kenaikan harga BBM dengan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) demi tetap menjaga kestabilan usaha. Pada saat itulah pengangguran dan kemiskinan bermunculan.

Di Indonesia, subsidi pada sektor energi cukup besar. Pada tahun 2013, subsidi energi ditetapkan sebesar Rp 272,4 triliun. Terdiri dari subsidi BBM sebesar Rp 193,8 triliun dan subsidi listrik sebesar Rp 78,6 triliun.

Dari data Earth Policy Institute tercatat ada beberapa  negara dengan besaran anggaran subsidi BBM di atas Indonesia. Berikut ini rinciannya :

1. Iran

Earth Policy Institute menempatkan Iran dalam urutan pertama dengan besaran subsidi BBM sebesar USD 80 miliar atau sekitar Rp 777,7 triliun. Tingginya besaran subsidi BBM ini disadari pemerintahan Iran yang selanjutnya memutuskan untuk menghapuskannya secara bertahap.

Pemerintah Iran menyadari bahwa negaranya memiliki cadangan gas yang sangat besar dan inilah yang dioptimalkan. Pemerintah Iran melihat jika rakyat menggunakan bahan bakar gas, Iran akan menghemat sangat banyak uang untuk subsidi dan bahkan menghasilkan banyak keuntungan karena cadangan minyaknya dapat dijual ke negara lain.

Inilah yang secara sistematis dilakukan Iran dan dilakukan secara berkelanjutan meski kepala negaranya telah berganti-ganti.

2. Arab Saudi

Arab Saudi menempati urutan kedua dalam daftar Earth Policy Institute sebagai negara pemberi subsidi BBM terbesar. Arab Saudi tercatat memberi sekitar USD 60 miliar atau Rp 583,3 triliun.

Digambarkan bahwa di Arab harga satu galon bensin lebih murah dibandingkan dengan sebotol air karena mendapatkan subsidi yang besar dari pemerintah. Harga minyak yang sangat murah memicu konsumsi dari masyarakat secara besar-besaran.

Pemerintah Arab Saudi tidak berani untuk mencabut pengeluaran subsidi energinya karena khawatir dapat menyebabkan pemberontakan politik.

3. Rusia dan India

Dua negara ini memberi dana subsidi BBM kepada masyarakatnya sekitar USD 40 miliar atau Rp 388,8 triliun. Sekitar 60 persen gas alam yang dihasilkan Rusia dijual dengan harga murah karena disubsidi pemerintah. Konsumen utamanya para pebisnis Rusia, swasta, dan sistem pemanas yang tidak efisien.

Sementara di India seperempat dari 1,2 miliar penduduknya masih hidup di bawah garis kemiskinan. Namun subsidi bahan bakar minyak yang tinggi ini tidak dinikmati warga miskin malah cenderung dinikmati orang kaya.

Akibat besarnya subsidi India membuat negara ini mencatatkan defisit yang mengancam pertumbuhan ekonominya. Pemerintah India menargetkan defisit anggaran 5,1 persen dari produk domestik bruto (PDB) tahun fiskal 2012-2013 dengan menjaga subsidi BBM di angka kurang dari 2 persen PDB.

4. Venezuela

Earth Policy Institute mencatat Venezuela memberikan dana subsidi BBM sekitar USD 25 miliar atau Rp 243 triliun. Murahnya harga BBM ini menjadi salah satu faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi.

Pemerintah Venezuela mengklaim pemberian subsidi tersebut dibarengi dengan upaya pembangunan budaya masyarakat dan semangat untuk menghemat serta melestarikan sumber daya alam yang tak terbaharukan.

Venezuela menyadari pengguna terboros energi di negaranya adalah instansi pemerintahan. Oleh karenanya dengan adanya aturan tersebut diharapkan pemborosan dapat dikurangi dan budaya penghematan energi dapat tercipta.

Venezuela kini sedang mempersiapkan dan berupaya mengarah pada penciptaan tenaga listrik yang bersumber dari angin.

5. Mesir
Menurut Earth Policy Institute, mesir memberikan subsidi BBM USD 23 M atau Rp 223,6 Triliun, sehingga harga  bensin di mesir terendah di dunia.

Mesir penghasil Bahan Bakar minyak cukup besar tetapi 90 persen hasilnya digunakan untuk keperluan dalam negerinya atau tidak banyak dijual ke luar negeri. via : merdeka.com


Apakah sudah waktunya menghapus Subsidi BBM di Indonesia ?


Penggunaan BBM Bersubsidi di Indonesia




Ternyata Konsumsi BBM Solar bersubsidi yang lebih 90 % untuk kendaraan roda 4 , 65 % nya (39% dan 25%) digunakan untuk kendaraan bisnis murni yaitu truk pertambangan dan truk angkutan barang/kontainer. Untuk kendaraan bus yang bersifat untuk kepentingan umum hanya 30 %.  

Penggunaan BBM Bensin Bersubsidi cukup berimbang untuk kendaraan roda 4 dan roda 2 yaitu sekitar 40-45 %. Kendaraan mewah yang diatas  2.500 cc pasti mesinnya menuntut  penggunaan Pertamax yang beroktan tinggi




No comments:

Post a Comment