Thursday 12 July 2012

Pewaris Bisnis Konglomerat Sudono Salim


Pewaris-pewaris bisnis Sudono Salim
Taipan dunia bisnis terbesar di Indonesia, Sudono Salim telah meninggal dunia hari ini di Singapura. Namun, mungkin dialah yang memotori perkembangan bisnis nasional. Bahkan, produsen mi instan terkenal di seantero dunia Indomie, Indofood Sukses Makmur juga dibangun oleh pria kelahiran Fujian ini. Lalu, siapa pewaris usahanya ini? 

Bidang usaha yang dibangun Sudono tidak terpaku pada perusahaan makanan. Bahkan hingga toko serba ada, perbankan, semen hingga otomotifpun dia tangani. Taipan ini disinyalir telah pensiun dari dunia bisnis pada tahun 1998 lalu untuk menikmati hari tuanya.
Dari ketiga anaknya, hanya Anthony Salim yang terjun ke dunia bisnis warisan ayahnya itu. Kini, Anthony menjadi CEO Indofood Sukses Makmur dan Salim Group. Sementara bidang makanan, menantunya Franciscus Wilerang diwarisi usaha Bogasari Four Mills. 
Meski begitu, menjalankan usaha turunan dari orangtua tidak membalikkan telapak tangan. Anthony Salim patut dipuji untuk hal ini. Di tangan Anthony, bisnis Salim Group yang sempat mengalami kemunduran akibat krisis ekonomi 1998, kini bangkit kembali. Sebelum krisis moneter tahun 1998, Salim Group merupakan konglomerat terbesar di Indonesia dengan aset mencapai USD 10 miliar. Bahkan, Forbes pernah menobatkan almarhum dengan nama lahir Liem Sioe Liong yang mendirikan Salim Group sebagai orang terkaya Asia Tenggara.
Pada saat krisis itu, satu per satu tambang emas Salim Group terlepas. Salah satunya adalah Bank Central Asia (BCA). Bank swasta terbesar di Indonesia ini sempat terjerat kredit macet saat krisis. Hal ini disebabkan banyaknya masyarakat yang panik dan ingin menarik uangnya.  Untuk menyelamatkan permodalan BCA, pemerintah melalui dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia telah mengucurkan dana penyehatan senilai Rp 52 triliun. Sebagai gantinya, Salim harus menyerahkan 108 perusahaannya kepada BAdan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
Dari situlah Salim kehilangan satu per satu nyawa usahanya. Yaitu PT Indocement Tunggal Prakasa dan  Indomobil Sukses Internasional. Selain itu, Salim juga harus kehilangan BCA yang hampir sepenuhnya jatuh ke tangan Grup Djarum dan Farallon Capital. Kini, Salim tidak memiliki kepemilikan saham di Indocement dan Indomobil. Di BCA pun kini Anthony Salim hanya memiliki saham 1,76 persen saja. Namun, Anthony masih mempertahankan PT Indofood Sukses Makmur dan PT Bogasari Flour Mills.
Dengan bekal surat keterangan lunas dari pemerintahan Megawati Soekarnoputri pada Maret 2004, Anthony kembali ke panggung bisnis nasional. Selang tiga bulan, Anthny mengambil alih kendali PT Indofood Sukses Makmur dari tangan Eva Riyanti Hutapea. 
Mulai dari situ, dia menggenjot habis produsen mi instan tersebut ke manca negara. Apalagi dengan mencatatkan namanya sebagai pemegang saham PT Salim Ivomas Pratama di Singapura. Fokusnya adalah bisnis makanan. Untuk mendongkrak penjualan Indofood di manca negara, dia menggandeng Nestle S.A. Ujungnya adalah pendirian PT Nestle Citarasa Indonesia. 
Anthony juga berhasil merebut kembali Sugar Group di Lampung yang sebelumnya disita oleh BPPN. Selain itu, dia juga membangun tiga pabrik gula baru di Muara Enim dan Sumatera Selatan.sumber : merdeka.com

No comments:

Post a Comment