Sunday, 28 April 2013

Tentara Pria Diculik dan Diperkosa Perempuan


Ada ada saja di dunia ini, tentara yang seharusnya gagah berani melindungi orang lain termasuk perempuan, malah diculik, ditelanjangi dan ditutup matanya kemudian diperkosa perempuan selama 4 hari.Tentara tersebut selanjutnya dilempari batu dan dibuang di kawasan pegunungan.   
Nasib malang tentara berusia 25 tahun itu bermula ketika ia pada tengah malam tanggal 19 April di kawasan pusat bisnis di Birchenough Bridge, Zimbabwe, menerima tawaran tumpangan ke kota Mutare, juga di Zimbabwe. Saat itu, dua perempuan dan seorang pria berada di dalam mobil, sebuah Mercedes Benz. Setelah berkendara selama sekitar satu jam menuju kota, pengemudi mengalihkan mobilnya dari rute yang sebenarnya.

Korban mengeluh. Namun, ia malah diancam dengan sebilah pisau.

Juru bicara kepolisian Manicaland, Wakil Inspektur Nuzondiwa Clean, mengatakan kepada harian Zimbabwe, Newsday, "Setelah menyimpang dari rute, korban bertanya mereka menuju ke mana dan mereka mengatakan kepadanya bahwa mereka mau mencari makanan. Tentara itu minta untuk diturunkan, tapi sopir mengeluarkan pisau dan mengancamnya dengan pisau tersebut. Salah satu dari penumpang perempuan itu menutup matanya dengan kain hitam."

Menurut Clean, mereka kemudian membawa korban ke sebuah rumah yang tidak diketahui. Di sana mereka menanggalkan pakaiannya, mengambil teleponnya dan uang tunai sejumlah 35 dollar AS.

Berdasarkan pengakuan korban, para tersangka kemudian memerintahkan tentara itu untuk berhubungan intim dengan salah satu dari perempuan tersebut pada beberapa kesempatan.

Dia disandra dari tanggal 19 hingga 23 April. Saat hendak dibebaskan, tentara itu ditutup lagi matanya dan diturunkan di Pegunungan Dangamvura. Menurut polisi, ketika diturunkan, kaki kiri sang tentara dilempari batu sehingga menyebabkan cedera serius. Para tersangka kemudian pergi.

Tentara yang tidak disebutkan namanya itu membuat laporan di Kantor Polisi Sakubva. Polisi kini melakukan investigasi dan memburu para tersangka.via : Kompas

Sumber :
Editor :
Egidius Patnistik

No comments:

Post a Comment