Eropa belakangan ini mulai toleran kepada umat Islam setelah mengetahui informasi sebenarnya kebaikan ajaran Islam dan adanya rekayasa negatif oleh negara lain demi menguasai sumber minyak bumi dan adanya tindakan negatif oknum dari umat Islam (bukan tentang ajarannya).Postingan sebelumnya memuat adzan mulai diijinkan
dikumandangkan di kota Botkyrka,Swedia (tahun 2013), dan Makam Khusus Umat Islam mulai diijinkan di Perancis (tahun 2012). Kali ini menyusul langkah Hamburg, Bremen di barat laut Jerman menjadi yang kedua dari 16 negara bagian di Jerman yang mengakui hari libur umat Muslim.Hal ini prestasi baru bagi kaum minoritas agama di Jerman. Apa alasannya ?
“Saya senang karena Islam dan umat Muslim jadi bagian dari kota kami dan bagian dari kehidupan kami,” ujar Walikota Jens Boehrnsen.
Menurut Boehrnsen, kesepakatan dengan wakil umat Muslim ini mencerminkan pengakuan bersama dan menghormati nilai-nilai kebersamaan.
Kesepakatan itu memungkinkan umat Muslim libur atau tidak bekerja untuk merayakan hari besar Islam, sekalipun mereka tidak akan menerima liburan yang dibayar.
Kini kesepakatan itu masih harus menunggu ratifikasi dari parlemen Bremen dan pemerintah kota.
Dua pekan lalu, Kota Hamburg di utara Jerman mengakui hari libur agama Islam. Berdasarkan kesepakatan itu, pemerintah akan mengakui Idul Fitri, Idul Adha dan Hari Asyura (Muharram) sebagai hari liburan resmi.
Umat Muslim di Jerman merupakan terbesar kedua di Eropa setelah Perancis. Islam adalah agama terbesar ketiga di Jerman setelah Protestan dan Kristen Katolik. Umat Muslim berjumlah antara 3,8 hingga 4,3 juta jiwa, mewakili 5 persen dari total 82 juta penduduk.
Orang Jerman belakangan ini semakin memusuhi orang Muslim. Bahkan muncul debat sengit tentang imigrasi Muslim ke Jerman. Jajak pendapat dari Universitas Munster menunjukkan orang Jerman menganggap orang Muslim dengan pandangan jauh lebih negatif ketimbang rekan mereka di Eropa lain. Harian Der Spiegel memperingatkan bahwa Jerman menjadi tidak toleran terhadap minoritas Muslim. (harianterbit.com)
No comments:
Post a Comment