Friday, 14 December 2012

Bisnis Mainan Kayu Tradisional Beromzet Puluhan Juta



Mainan kayu tradisional yang meniru kendaraan sehari hari sangat digemari anak anak. Munculnya berbagai macam produk permainan anak-anak moderen seperti video game, robot, mainan remote control dan sebagainya membuat para pengusaha mainan anak-anak tradisonal kalah bersaing sehingga bahkan banyak yang gulung tikar atau menutup usahanya. 


Era moderenisasi yang menggusur usaha mainan anak tradisional. Apakah benar semua usaha mainan anak-anak tradisional tergusur oleh pesatnya peredaran permainan moderen?

Kenyataannya itu tidak terjadi dengan usaha mobil-mobilan tradisonal yang digeluti oleh Ibu Julia. Wanita paruh baya ini, malah berjaya ditengah gempuran permainan anak-anak moderen. Dari usahnya itu, dia bisa menghasilkan omzet mencapai Rp 30 juta per bulan, ia malah mengaku kewalahan memenuhi pesanan dari permintaan mobil-mobilan berbahan baku kayu ini.

Ketika ditemui detik Finance di tokonya di Kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Julia menyebut usaha yang dimulai pada tahun 1970-an. Usahanya pertama kali dimulai oleh suaminya. Ia pun mulai terjun membantu suaminya, tepatnya pada tahun 1986 ketika dia mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) 

Ide awal dari usahanya tersebut, berawal dari mainan kayu yang dibuatkan untuk anaknya tetapi kemudian dicoba untuk ditawarkan dan dijual tetapi tanpa disangka-sangka malah memperoleh respon yang positif oleh banyak orang.


"Ini awalnya untuk anak-anak saya, dulu kan pakai plastik dan kok kurang ya. Terus kita coba pakai kayu. Terus coba dijual dan malah laku terjual secara lancar," sebutnya.

Mainan berbahan kayu yang dijual oleh Julia, berupa mobil-mobilan dengan berbagai macam tipe mobil dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp 30.000 sampai Rp 300.000 per buah.

"Mainan paling kecil itu bajaj, bus metromini, trans jakarta, kereta api, truk, mercy," ungkapnya.

Selain itu, ibu Julia juga menerima pesanan mainan mobil-mobilan. Mobilan pesanan itu biasanya untuk keperluan koleksi dan harganya tergantung pada tingkat kerumitan dan juga bahan yang digunakan.

"Harganya bisa sampai Rp 2 juta, tapi ada yang 1 juta, ada yang Rp 500 ribu. Itu tergantung sama bahannya," tambahnya

Menurutnya pelanggan datang dari berbagai kalangan masyarakat, tetapi kebanyakan adalah para orang tua yang ingin membelikan mainan untuk anak atau cucunya. Bahkan ada juga warga negara asing yang juga menjadi pelanggannya. 

"Kalau keuntungannya sebulan itu banyak, kalau sehari saja dapet 1 juta. Sebulan dapet 30 juta, kalau keuntungannya lumayan lah, lebih dari setengahnya sebulan (lebih dari Rp 15 juta)," sebutnya.

Ia menuturkan usaha yang digeluti ini bukan tanpa kendala, Julia menyebut harga bahan baku sebagai masalah terbesar dari usahanya tersebut.

"Terutama masalah kenaikan harga cat, paku. Itu pasti dan kesulitannya disitu. Makanya omzetnya, misalkan harga mau naik kita jadi bingung mau kasih harganya. Nanti kalau harga bakal naik, omzet sekarang juga harus dinaikkan juga kalau nggak begitu kita nggak bisa beli lagi (bahan)," tutupnya

Apakah anda tertarik juga dengan model bisnis seperti ini? Jika anda tertarik dan ingin mengetahui tentang bisnis mainan anak ini atau ingin memesan, anda bisa datang ke toko 'Kasih Sayang Anak' di Jalan Raya Pasar Minggu, tepatnya Sebelah Taman Makan Pahlawan 

No comments:

Post a Comment