Monday 25 February 2013

Di Tangani Entrepreneur, Gunung Salju Jadi Bisnis Prospektif


ilustrasi : Gunung bersalju -dbzartcostom.deviantart.com

Empat entrepreneur yang bermimpi melahirkan sejumlah pebisnis baru memutuskan membeli sebuah gunung bersalju dengan harga US$ 40 juta atau Rp 376 miliar (kurs Rp 9.400).Lewat bendera Summit, gunung bersalju PowderMountain ini akan disulap menjadi tempat pertemuan sejumlah even besar.

ilustrasi : MT.Hotham Snow - southernboarding.com
“Visi kami adalah membangun pusat penciptaan inovasi,” kata CEO Summit, Elliot Bisnow dalam penjelasan di situs Summit, Rabu (5/12/2012).
Dengan pengambilalihan manajemen PowderMountain, Summit mengubah nama gunung bersalju tersebut menjadi Summit Eden. Disinilah, sejumlah konferensi, retreat, dan even besar bisa diselenggarakan.
Summit merupakan perusahaan yang didirikan empat orang entrepreneur yaitu Elliot Bisnow, Brett Leve, Jeff Rosenthal dan Jeremy Schwartz. Para pendiri ini bermimpi menjadikan Summit Eden sebagai lokasi permanen untuk lahirnya inovasi.
Untuk menunjukan komitmennya, Summit berencana membangun sejumlah akses jalan dan infrastruktur pendukung. Langkah itu diharapkan bisa mengubah pegunungan bersalju ini menjadi sebuah komunitas dimana bisnis bisa berkembang.
Dari penelusuran laman business insider, isu mengenai rencana pembelian Gunung Powder seharga US$40 juta oleh Summit Series muncul pertama kali pada Maret 2012. Para pendiri dikabarkan mengusulkan 40 orang anggotanya untuk menyumbang masing-masing US$1 juta.
Summit Series merupakan ajang pertemuan start-up paling terkenal di antara para entrepreneur dunia. Ajang yang pertama kali digelar pada 2008 ini, awalnya hanya dihadiri 19 orang.
Kini ajang tahunan tersebut telah mampu menarik sekitar 100 pengunjung. Kegiatan Summit Series sebelumnya pernah diselenggarakan di atas sebuah kapal pesiar di Meksiko dan Squaw Valley, California.
Gengsi kegiatan tahunan ini semakin meningkat dengan hadirnya sejumlah pembicara top dunia seperti pemilik Virgin Atlantic Richard Branson, mantan Presiden AS, Bill Clinton, dan Russell Simmon

No comments:

Post a Comment